Banyaknya golongan yang mengklaim diri mereka sebagai Ahlussunnah, yang
sesungguhnya melahirkan probelamitka tersendiri dalam internal umat
Islam, sehingga benturan demi benturan sering terjadi baik opini maupun
fisik. Hal ini dapat dipahami karena setiap kubu mengklaim merekalah
yang paling benar, siapa pun di luar mereka pasti akan sesat.
قَالَ اِبْنُ عَبَّاسٍ فيِ قَوْلِهِ تَعَالىَ: يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوْهٌ
وَتَسْوَدُّ وُجُوْهٌ (سورة: آل عمران:106), فَأَمَّا الَّذِيْنَ
ابْيَضَّتْ وُجُوْهُهُمْ فَأَهْلُ السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ وَأُولُو
الْعِلْمِ, وَأَمَّا الَّذِيْنَ اسْوَدَّتْ وُجُوْهُهُمْ فَأَهْلُ
الْبِدْعَةِ وَالضَّلَالَةِ.(شرح اصول الاعتقاد اهل السنة والجماعة, ج2
ص92)
Ibn Abbas berkata ketika menafsirkan firman Allah: “Pada hari
yang di waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka yang
hitam muram.” (QS. Ali Imran: 106). “adapun orang-orang yang wajahnya
putih berseri adalah pengikut ahlussunnah wal-jama’ah dan orang-orang
yang berilmu. Sedangkan orang-orang yang wajahnya hitam muram, adalah
pengikut bid’ah dan kesesatan.” (Syarh Ushul I’tiqd Ahl al-Sunnah wa
al-Jama’ah, Juz 2, hal.92)
Makna Ahlussunnah Wa al-Jama’ah
Makna Ahlun:
Keluarga (اَهْلُ الْبَيْت, keluarga dalam rumah tangga)
Pengikut (اَهْلُ السُّنَّة, pengikut sunnah)
Penduduk (اَهْلُ الْجَنَّةِ, penduduk surga)
Makna: al-Sunnah
السُّنَّةُ لُغَةً الطَّرِيْقَةُ وَلَوْ غَيْرَ مَرْضِيَّةٍ، وَشَرْعًا
اِسْمٌ لِلطَّرِيْقَةِ الْمَرْضِيَّةِ الْمَسْلُوكَةِ فِي الدِّيْنِ
سَلَكَهَا رَسُوُلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسلم أَوْ غَيْرُهُ
مِمَّنْ هُوَ عَلَمٌ فِي الدِّيْنِ كَالصَّحَابَةِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ،
لِقَوله صَلَّى اللهُ عّلَيْهِ وَسَلَّم: عَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ
الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ مِنْ َبَعْدِي، وَعُرْفًا مَا وَاظَبَ
عَلَيْهِ مُقْتَدًى نَبِيًا كَانَ أَوْ وَلِيًّا، وَالسُّنِّيُّ مَنْسُوْبٌ
إِلَى السُّنَّةِ اهـ (حَضَرَةُ الشَّيْخِ مُحَمَّد هَاشِمْ أَشْعَرِي،
رسالة أهل السنة والجماعة ص/5).
Menurut bahasa: Jejak dan langkah
Secara syar’i: Jejak yang diridhai Allah SWT dan menjadi pijakan dalam
agama, yang pernah ditempuh oleh Rasulullah SAW atau orang yang menjadi
panutan dalam agama seperti sahabat
Secara ‘urfi (tradisi): Ajaran yang dilalui oleh seorang panutan dalam agama, seperti nabi atau wali.
(Risalah Ahl al-Sunnah Wal al-Jama’ah hal.5)
Menurut Syeikh Abdul Qadir Al-Jilani Makna: al-Jama’ah
وَالْـجَمَاعَةُ مَا اتَّفَقَ عَلَيْهِ أَصْحَابُ رَسُولِ اللهِ فىِ
خِلَافَةِ الْأَئِمَّةِ الْأَرْبَعَةِ الْـخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ
الْمَهْدِيِّيْنَ رَحْمَةُ اللهِ عَلَيْهِمْ أَجْمَعِيْنَ (الغنية لطالبي
طريق الحق, 80/1)
Al-Jama’ah adalah segala sesuatu yang telah menjadi
kesepakatan para sahabat Nabi pada masa Khulafaur Rasyidin yang empat,
yang telah diberi hidayah oleh Allah SWT (Mudah-mudahan Allah memberi
Rahmat kepada mereka semua). (al-Gunyah li Thalibi Thariq al-haqq, juz 1
hal. 80)
Makna al-Jama’ah: menjaga kekompakan, kebersamaan dan
kolektifitas, kebalikan dari kata al-furqah (golongan yang berpecah
belah).
Dikatakan al-Jama’ah, karena golongan ini selalu
memelihara kekompakan, kebersamaan dan kolektifitas terhadap sesama.
Meskipun terjadi perbedaan pandangan di kalangan sesama mereka,
perbedaan tersebut tidak sampai mengkafirkan, membid’ahkan dan
memfasikkan orang yang berbeda diantara sesama ahlussunnah wal jamaah.
Mengikuti Ijma’ َulamak
نِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ، قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : إِنَّ
اللهَ لَا يَجْمَعُ أُمَّتِيْ عَلَى ضَلاَلَةٍ، وَيَدُ اللهِ مَعَ
الْجَمَاعَةِ، وَمَنْ شَذَّ شَذَّ إِلىَ النَّارِ.(رواه الترمذي (2167)
والحاكم (1/115)، وهو صحيح بطرقه وشواهده.
Ibn Umar berkata,
Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengumpulkan
umatku, atas kesesatan. Pertolongan Allah selalu bersama jama’ah. Dan
barangsiapa yang mengucilkan diri dari jama’ah, maka ia mengucilkan
dirinya ke neraka.”
أَمَّا اَهْلُ السُّنَّةِ فَهُمْ أَهْلُ
التَّفْسِيْرِ وَالْحَدِيْثِ وَالْفِقْهِ فَإِنَّهُمْ الْمُهْتَدُوْنَ
الْمَتَمَسِّكُوْنَ بِسُنَّةِ النَّبِيِّ r وَالْخُلَفَاءِ بَعْدَهُ
الرَّاشِدِيْنَ وَهُمُ الطَّائِفَةُ النَّاجِيَةُ. قَالُوا وَقَدْ
اجتَمَعَتِ الْيَوْمَ فيِ مَذَاهِبَ أَرْبَعَةٍ الْحَنَفِيُّوْنَ
وَالشَّافِعِيُّوْنَ وَالْمَالِكِيُّوْنَ وَالْحَنْبَلِيُّوْنَ. (زيادات
تعليقات, ص 23-24)
Adapun Ahlussunnah Wa al-Jama’ah adalah
kelompok ahli tafsir, ahli hadits dan ahli fiqh. Merekalah yang
mengikuti dan berpegang teguh dengan sunnah Nabi r dan sunnah Khulafaur
Rasyidin sesudahnya. Mereka adalah kelompok yang selamat (al-firqah
al-najiyah). Mereka mengatakan, bahwa kelompok tersebut sekarang ini
terhimpun dalam madzhab yang empat yaitu Madzab Hanafi, Syafi’i, Maliki,
dan Hanbali. (Ziyaadaat Ta’liiqaat hal. 23-24)
Sayyid Murtadha al-Zabidi mengatakan:
اِذَا اُطْلِقَ اَهْلُ السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ فَالْمُرَادُ بِهِ
الْاَشَاعِرَةُ وَالْمَاتُرِيْدِيَّةُ (اتحاف السادة المتقين ج2 ص6)
Jika disebut Ahl al-Sunnah Wa al-Jama’ah maka yang dimaksud adalah para
pengikut Imam al-Asy’ari dan Imam al-Maturidi (Ithaf al-Sadah
al-Muttaqin, Juz 2, hal. 6)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar