Buku Bahan Renungan Kalbu

Di masa sekarang ini banyak sekali beredar buku-buku  agama Islam dari pembahasan fiqih praktis sampai pembahasan ilmu tasawuf.
Hal ini adalah suatu kemajuan  di dunia keilmuan agama,sehingga lebih mempermudah untuk belajar dan mendalami agama Islam.

Tetapi sebelum kita membaca isi satu buku pengetahuan agama,sebaiknya kita terlebih dahulu mengenal  siapa penulis buku tersebut,karena sebagus apapun isi buku itu ruhnya ada pada penulisnya.

Di antara hal2 yang penting diketahui dari penulis adalah:

1.Latar belakang atau Biografi penulisnya
2. Di mana penulis buku belajar agama?
3. siapa guru penulis buku tersebut?

-jika seseorang belajar tanpa guru ,dikuatirkan gurunya adalah syetan,sebagaimana tersebut di kitab Khozinatul Asror"Barangsiapa tdk punya guru,maka gurunya adalah syetan"
4.Dari mana penulis mengambil intisari tulisan tersebut?
Dan yang lebih penting dari buku tersebut hendaklah buku tersebut dikoreksikan kepada ahlinya,yaitu 'Alim 'Ulama (yang diakui oleh mayoritas 'Ulama atau lembaga yang berwenang).

Jika item2 tersebut masih kabur sebaiknya tinggalkan saja buku itu dan lebih baik membaca Alqur-an meskipun tidak paham artinya,karena ada perintah untuk membacanya,atau membaca dzikir atau sholawat kepada Junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Pertanyaannya,mengapa kita harus mengetahui latar belakang penulis?karena jika kita masih minim pemahaman masalah agama,besar kemungkinan kita terbawa alunan isi buku yang kita baca,kita mengira isinya bagus ,padahal banyak pemahaman  yang menyimpang,apalagi menyesatkan.
Apalagi di zaman sekarang tidak sedikit yang hanya tahu sedikit tentang agama sudah berani berbicara bahkan dengan ringan berfatwa ke publik.Mereka menyadari kalau dirinya tidak menguasai ilmu agama,dengan hanya berbekal merasa mendapat ilham sudah berani menafsirkan Alqur-an dengan polah pikirnya sendiri.

Untuk menilai baik buruknya suatu perkara,tidak cukup hanya alasan menurut pemikiran kita sendiri.Tetapi harus mengikuti standarisasi yg berlaku,misalkan di depan kita ada barang berupa diamond ,seyogiyanya yang berhak memberi kriteria dan nilai diamond tersebut adalah lembaga yg legal seperti sucofindo.

Sebagaimana buku Bahan Renungan Kalbu yang ditulis Oleh ir.Permadi Alibasya Bandung.
Di buku tersebut tidak disertakan biografi penulis.
Setahu saya  mengenai biografi penulis buku Bahan Renungan Kalbu  tersebut,setelah saya dialog dengan beberapa orang yg pernah dekat dengan Pak Permadi,beliau adalah Pensiuanan dini dr IT Perusahaan PLN Jawa Barat.
Siapakah gurunya?
masalah ini masih kabur atau memang beliau tdk belajar agama kepada seorang guru,cuma beliau pernah cerita ke para fasiltator tafakuran kalau beliau menulis buku itu seiring beliau mendapat wangsit.????.

Pertanyaan?
Apakah cukup belajar agama hanya dengan membaca buku,tanpa adanya bimbingan guru?
jika ada guru, apakah boleh beljar kepada guru yang asal2an?

gimana jadinya jika ada suatu lembaga pendidikan muridnya belajar hanya cukup dngan buku saja,tanpa guru?

dan apa yang terjadi jika Sekolah Lanjutan Tingkat Atas gurunya hanya lulusan Sekolah Dasar?
Itu hanya masalah duniawi kita bisa membayangkan akibatnya.Apalagi urusan agama,karena peraturan agama ditujukan bukan

hanya untuk kemakmuran di dunia saja,bahkan untuk kebahagian kehidupan yg abadi.


Tidak ada komentar: