Tafakuran Mutiara Tauhid Di Bandung



“Barang siapa menafsiri Al Qur-an dengan pola pikirnya sendiri silahkan ambil tempat di neraka”(alhadits)
Catatan kecil ini hanya sebuah sekelumit kritikan terhadap kajian tafakuran Mutiara tauhid yang  dibina oleh Ir.Permadi Alibasya.Penulis tidak bermaksud menyebarkan fitnah,tapi semua ini  karena ada suatu kebenaran yang  wajib diungkap.

Ada pertanyaan ,kenapa penulis tidak klarifikasi langsung saja ke pembina tafakuran Mutiara tauhid yang berpusat di Bandung itu?

Sederhana jawabannya penulis hanya berbagi pandangan dan share kepada saudara2 yang meragukan akan kajian tafakuran Mutiara tauhid yang  salah satu jadwalnya tiap hari sabtu di pertokoan Alifa  di jalan BKR kota Bandung  jam 9 pagi.

1. Al Qur-an tanpa akal lumpuh,

Di kajian tafakuran Mutiara Tauhid yang dibina oleh Ir.Permadi Alibasyah Bandung selalu diawali dengan mukoddimah kalimat “Akal tanpa Al Qur-an tertipu,            Al Qur-an tanpa akal lumpuh”.

Sekilas kata- kata tersebut betul,tapi ingat “betul” belum tentu benar.Contohnya jika seseorang di tanyakan barang berupa baju” apa itu?”dia jawab itu kain,jawaban tsb betul tapi bukan jawaban itu yang dimaksud.

Terbukti di kajian tafakuran Mutiara Tauhid tidak sedikit ayat-ayat suci Al Qur-an dimaknahi atau dipahami secara akal belaka saja

Contoh : Pada ayat yang kira2 artinya :” janganlah kau sholat ketika kamu mabuk”.

Mereka berpendapat,yang dimaksud mabuk pada ayat tsb bukan mabuk minuman keras,tetapi  yang dimaksud mabuk menurut mereka  adalah “sholat yang dikerjakan dengan  tidak tahu arti bacaan dalam sholat,pikiran ke mana2,atau lebih umumnya disebut tidak khusyuk”

Padahal memang ayat tsb diturunkan berkenaan dengan keharaman  hukum khomer.Mungkin maksud tafakurian membahas sholat yang tdk khusuk,namun aplikasi ayatnya tidak tepat.Karena dengan keterbatasan ilmu dan keterbatasan akal mereka mencoba memaknahi isi kandungan Al Qur-an,tanpa mengetahui sebab2 turunnya ayat.

Itu hanya sebagian contoh.

2.Pada setiap acara tafakuran binaan Pak Permadi ini tidak pernah dilafadzkan dan dituliskan ayat2 suci Al Qur-an.

Pernah salah satu jama’ah mengajukan usulan untuk  dituliskan ayat2 suci Al Qur-an,tetapi jawaban mereka hal tersebut(menulis ayat - ayat2 suci Al Qur-an)adalah suatu “kemunduran”.

baca juga :  http://kafekotaku.wordpress.com/2012/10/18/renungan-kalbu-di-majelis-tafakur-mutiara-tauhid-bandung/

3 komentar:

admin 1 mengatakan...

Pemahaman hasil tafakuran Mutiara tauhid bandung
; Tidak perlu belajar agama lagi selain tafakuran,
;belajar fiqih,belajar membaca alQur-an adalah kemunduran
; setiap memulai setiap perbuatan diawali Basmalah adalah identik dengan mantra

Unknown mengatakan...

Bettul pak..

Anonim mengatakan...

lha ini penulis di blog benteng kalbu ini siapa? bagaimana semacam saya ini bisa klarifikasi dan berbagi pendapat?